Kamis, 02 Desember 2010

Perang pemikiran yang mematikan

oleh abu tabina

Sudah banyak literature yang membahas tentang perang pemikiran atau ghazwul fiqr ini. Tulisan ini mencoba untuk menambah khasanah kekayaan tema tersebut. Mudah-mudahan dapat diambil pelajaran/ibroh bagi kita semua.

Sesunggugnya kata perang sendiri merupakan sesuatu yang sangat identik dengan tindakan kekerasan, pembunuhan, penggunaan senjata, dan berakhir dengan kekalahan atau kemenangan. Ada beragam tujuan perang, dari hanya sebatas perluasan daerah kekuasaan untuk mendapatkan kekayaan, kehormatan maupun perang dengan tujuan penyebaran keyakinan (gold, glory & gospel).

Ketiga tujuan perang ini lah yang mendasari Bangsa Kolonial Barat menjajah bumi Indonesia berabad-abad lamanya… bahkan Belanda mampu bercokol di negeri gemah ripah loh jinawi ini selama 350 tahun…bukanlah waktu yang singkat kawan…
Jauh sebelum itu di zaman Rasulullah juga terdapat banyak terjadi perang secara qital (face to face), seperti Perang Badar, Perang Hunain, Perang Uhud dan sebagainya.. tujuannya hanya satu yaitu membela agama ini agar tetap tegak dan menghancurkan hegemoni kaum kuffar pada saat itu.

Seiring kemajuan zaman dan berkembangnya pola pikir masyarakat modern, perang pun mengalami perubahan cara, tetapi tetap satu orientasi yaitu menguasai daerah atau masyarakat lain untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya. Muncullah yang namanya perang pemikiran..jika pada perang qital kita banyak melihat ceceran darah maupun dentuman senjata, maka pada perang pemikiran kita tidak akan menemukan itu semua..

Obyeknya dialihkan dari fisik ke pemikiran,..imbasnya adalah merosotnya moral, kemaksiatan merajalela, sifat individualisme yang tinggi.. puncaknya adalah ajaran agama ini ditingglakan oleh para pemeluknya..Agama sudah tidak memiliki roh, iman para pemeluknya ringkih,..dan akhirnya mudah dikuasai oleh musuh-musuh Islam. Hal ini sesuai dengan firman Allah berikut:

“ Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: ”Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk yang benar. ” Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemamuan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (Q.s: Albaqarah:120)

Bentuk-bentuk perang pemikiran yang ada dapat dikelompokan ke dalam 3 (tiga) kelompok besar, yaitu Style, Song, and Sport.

Style dalam bahasa Indonesianya diartikan sebagai gaya atau dapat dikatakan sebagai gaya hidup (life style). Ditunjukkan dengan gaya hidup yang berorientasi kepada materi, hedonisme, sekulerisme, dengan menghancurkan sendi-sendi nilai moral dan sosial yang ada di keluarga maupun masyarakat Indonesia.

Song diartikan sebagai lagu termasuk musik dan beragam hiburan lainnya yang melalaikan pemuda kita dari mengingat Allah subhanahu wa ta’ala. Dengan syair yang mengundang birahi dan mengajarkan kemaksiatan, serta didukung oleh aksi panggung para artis yang semakin meruntuhkan bangunan moral generasi muda Islam.

Sport diartikan sebagai olah raga, yang banyak menghilangkan sekat-sekat berinteraksinya lawan jenis dan menjadi sarana bermaksiat kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Apalagi bila pakaian olahraga yang dikenakan jauh dari menutup aurat sebagaimana diperintahkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam.

Ketiga bentuk perang pemikiran tersebut, terbukti mumpuni dalam menghasilkan generasi muda maupun generasi tua umat Islam yang ringkih pondasi imannya, mudah tergoyah dan hancur. Media cetak dan elektronik menjadi saksi hancurnya bangunan-bangunan moral masyarakat Indonesia. Kita, _melalui media-media tersebut_ tanpa malu-malu lagi membongkar aib masyarakat Indonesia sehingga menjadi konsumsi harian yang menyenangkan..bukankah ini salah satu contoh kecil dari hasil GF yang telah dikobarkan oleh musuh-musuh Islam berpuluh-puluh tahun lamanya..

Solusi yang ditawarkan...

Buka kembali catatan hidup kita, apa yang menjadi tujuan akhir kita? Akhirat bukan?
Dunia adalah sarana atau washilah yang mengantarkan kita kepada kehidupan abadi...ada dua pilihan, kenikmatan abadi atau kesengsaraan selamanya..
Tepuk dada tanya iman...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar